Jikalaupun pembahasan kata bahagia atau kebahagiaan sudah dianggap sesuatu yang klasik, tapi berikut saya share opini pemikiran rekan saya tentang bahagia. Semoga bermanfaat.
Banyak  orang yang berharap memiliki uang banyak agar bisa bahagia. Memang  bertambahnya pundi-pundi uang bisa mendatangkan kepuasan hidup, tapi  tetap saja tak bisa membeli kebahagiaan diri. Bagaimana mencari agar  selalu dalam kondisi bahagia dalam situasi apa pun.
Memang yang  namanya manusia itu selalu ingin hidup bahagia. Hidup tenang, tenteram,  damai, dan sejahtera. Sebagian orang mengejar kebahagiaan dengan bekerja  keras untuk menghimpun harta. Dia menyangka bahwa pada harta yang  berlimpah itu terdapat kebahagaiaan.
Ada yang mengejar  kebahagiaan pada tahta, pada kekuasaan. Beragam cara dia lakukan untuk  merebut kekuasaan, segala cara di halalkan yang penting kekuasaan itu  harus di raihnya tidak peduli bila terjadi pertumpahan darah dan  kerugian sosial lainnya.
kekuasaan identik dengan kebahagiaan dan  kenikmatan dalam kehidupan. Dengan kekuasaan seseorang dapat berbuat  banyak. Orang sakit menyangka, bahagia terletak pada kesehatan. Orang  miskin menyangka, bahagia terletak pada harta kekayaan, rakyat jelata  menyangka kebahagiaan terletak pada kekuasaan dan sangkaan-sangkaan  lain.
Seperti suatu kasus, orang melihat penjual sate itu enak,  bisa tiap hari makan sate, penjual bakso itu enak, bisa tiap hari makan  bakso, begitu anggapan sebagian orang yang senang makan sate dan bakso.
Kebahagiaan  adalah sesuatu yang ada di luar manusia, dan bersifat kondisional.  Kebahagiaan bersifat sangat temporal. Jika dia sedang berjaya, maka di  situ ada kebahagiaan. Jika sedang jatuh, maka hilanglah kebahagiaan.  Menurut pandangan ini tidak ada kebahagiaan yang abadi dalam jiwa  manusia. Kebahagiaan itu sifatnya sesaat, tergantung kondisi eksternal  manusia. Inilah gambaran kondisi kejiwaan masyarakat Barat sebagai:  “Mereka senantiasa dalam keadaan mencari dan mengejar kebahagiaan, tanpa  merasa puas dan menetap dalam suatu keadaan.
Dalam Islam bahwa  “Kesejahteraan’ dan “kebahagiaan” itu bukan merujuk kepada sifat badani  dan jasmani insan, bukan kepada diri hayawani sifat basyari; dan bukan  pula dia suatu keadaan hayali insan yang hanya dapat dinikmati dalam  alam fikiran belaka. Kesejahteraan dan kebahagiaan itu merujuk kepada  keyakinan diri akan hakikat terakhir yang mutlak yang dicari-cari itu  yakni: keyakinan akan Hak Ta’ala dan penuaian amalan yang dikerjakan  oleh diri berdasarkan keyakinan itu dan menuruti titah batinnya.
kebahagiaan  adalah kondisi hati yang dipenuhi dengan keyakinan (iman) dan  berperilaku sesuai dengan keyakinannya itu. Bilal bin Rabah merasa  bahagia dapat mempertahankan keimanannya meskipun dalam kondisi disiksa.  Imam Abu Hanifah merasa bahagia meskipun harus dijebloskan ke penjara  dan dicambuk setiap hari, karena menolak diangkat menjadi hakim negara.  Para sahabat nabi Muhammmad SAW, rela meninggalkan kampung halamannya  demi mempertahankan iman. Mereka bahagia. Hidup dengan keyakinan dan  menjalankan keyakinan.
Ketahuilah bahagia tiap-tiap sesuatu bila  kita rasakan nikmat, kesenangan dan kelezatannya rasa itu ialah menurut  perasaan masing-masing. Maka kelezatan (mata) ialah melihat rupa yang  indah, kenikmatan telinga mendengar suara yang merdu, demikian pula  segala anggota yang lain dan tubuh manusia. Ada pun kelezatan hati ialah  ma’rifat kepada Allah, karena hati dijadikan tidak lain untuk mengingat  Tuhan. Seorang rakyat jelata akan sangat gembira kalau dia dapat  berkenalan dengan seorang pajabat tinggi atau menteri; kegembiraan itu  naik berlipat-ganda kalau dia dapat berkenalan yang lebih tinggi lagi  misalnya raja atau presiden.
Maka tentu saja berkenalan dengan  Allah, adalah puncak dari segala macam kegembiraan. Lebih dari apa yang  dapat dibayangkan oleh manusia, sebab tidak ada yang lebih tinggi dari  kemuliaan Allah. Dan oleh sebab itu tidak ada ma’rifat yang lebih lezat  daripada ma’rifatullah.
Dalam kondisi apa pun maka “senangkanlah  hatimu!” Jangan pernah bersedih. ”Kalau engkau kaya. senangkanlah  hatimu! Karena di hadapanmu terbentang kesempatan untuk mengerjakan yang  sulit-sulit melalui hartamu.”Dan jika engkau fakir miskin, senangkan  pulalah hatimu! Karena engkau telah terlepas dari suatu penyakit jiwa,  penyakit kesombongan yang sering menimpa orang-orang kaya. Senangkanlah  hatimu karena tak ada orang yang akan hasad dan dengki kepadamu lagi,  lantaran kemiskinanmu…” “Kalau engkau dilupakan orang, kurang masyhur,  senangkan pulalah hatimu! Karena lidah tidak banyak yang mencelamu,  mulut tak banyak mencacimu…” Mudah-mudahan. Allah SWT mengaruniai kita  ilmu yang mengantarkan kita pada sebuah keyakinan dan kebahagiaan abadi,  dunia dan akhirat; Sesungguhnya kebahagiaan itu terletak pada hati kita  masing-masing.
Pengalaman pahit menjadi bagian yang tak dapat  terpisahkan dalam kehidupan kita, misalnya tidak dihargai, dilecehkan,  difitnah, disakiti, gagal, dan lain sebagainya. Namun pengalaman  terpahit sekalipun dapat menjadi titik tolak mencapai puncak kejayaan  dan kebahagiaan jika kita memiliki kekuatan memperbaiki diri terus  menerus.
Alangkah besar keuntungan yang dapat kita peroleh jika  kita mampu membuka kunci kekuatan tersebut yakni dengan kesabaran,  jadilah kesabaran dan shalat itu sebagai penolong hidup Anda. Salah satu  manfaat jika kita selalu memperbaiki diri adalah mampu mengantisipasi  kejadian buruk menimpa kita.
Bukankah lebih menguntungkan  seandainya kita terus mencoba mengurangi kebiasaan makan berlebih  sebelum obesitas, berhenti merokok sebelum terserang sakit stroke, atau  kebiasaan buruk lainya sebelum sakit, dibenci orang dan bangkrut? Dengan  terus memperbaiki diri, keadaan kita sudah siap atau bahkan lebih baik,  ketika muncul sinyal segala sesuatu menjadi sulit. Kekuatan memperbaiki  diri akan membantu kita menyesuaikan diri dengan perubahan terkecil  sekalipun, sehingga tidak sampai terjerembab dalam kesulitan yang lebih  besar.
Ibarat, seekor katak mungkin langsung melompat keluar jika  dimasukan ke dalam air panas. Tetapi mungkin ia akan terjebak dalam  tungku air dan mati terbunuh jika perubahan suhu dalam air naik perlahan  sampai di titik didih. Artinya, kita tidak akan tergilas oleh perubahan  yang terus berlangsung jika kita terus memperbaiki diri. Memperbaiki  diri akan memberi kita rasa percaya diri dan nyaman dengan keadaan diri  sendiri. Mungkin bila kita melihat seorang pengusaha muda atau artis  sukses berharap dapat bertukar posisi dengannya. Padahal belum tentu  mereka merasa nyaman dengan keadaan mereka sendiri. Artinya kita tidak  akan menderita karena kekurangan zat kepercayaan diri dan harapan, jika  mempunyai kekuatan atau usaha memperbaiki diri terus menerus.
Di  dalam kehidupan ini kita akan terus mengalami naik turun. Namun setiap  perubahan itu akan terasa menyakitkan jika kita mengabaikan keharusan  untuk terus berbenah. Walaupun kemampuan memperbaiki diri sulit  dimiliki, tetapi beberapa tips berikut ini mungkin dapat membantu kita  membuka kunci kekuatan perbaikan diri.
Pertama adalah milikilah  cita-cita dan komitmen untuk mencapainya, sebab cita-cita akan menjadi  daya atau semangat juang Anda. Sehingga Anda tidak segan memperbaiki  kemampuan dan pengetahuan untuk dapat meraih cita-cita tersebut. Hidup  tanpa visi laksana berlayar tanpa tujuan, terasa hampa dan hidup ini  sama sekali tak berguna. Sementara itu Anda juga harus yakin pada visi  Anda.
Menguntip kata Pablo Piccaso, seorang pelukis asal Spanyol,  “Sesuatu yang dapat kamu bayangkan adalah nyata.” Sehingga bila Anda  yakin, maka Anda tidak mudah menyerah melakukan tindakan-tindakan  positif agar visi Anda segera tercapai, misalnya; ingin langsing dengan  rajin olah raga, ingin pintar dengan rajin membaca, ingin lebih dermawan  dan dicintai banyak orang dengan membantu lebih banyak sesama, ingin  lebih sukses dengan berusaha lebih keras dan lain sebagainya.
Syarat  lain untuk dapat membuka kunci perbaikan diri adalah kegigihan. Jadi  jangan mudah menyerah ketika menghadapi banyak tantangan atau selalu  menghadapi kegagalan. Kegigihan akan mendorong Anda untuk memperbaiki  diri terus menerus.
Seiring dengan kualitas personal dan  profesional Anda yang lebih baik, maka suatu saat tujuan Anda pasti  tercapai. Kunci kekuatan memperbaiki diri adalah mencintai diri sendiri,  sebab masing-masing diantara kita pasti memiliki kelebihan. Di samping  itu masing-masing di antara kita juga memiliki keunikan tersendiri,  sebab tidak seorangpun di dunia ini yang sama persis segala-galanya.
Lupakanlah  keinginan untuk menjadi orang lain, dengan meningkatkan kualitas,  kemampuan, dan kebaikan. Dengan begitu, kekurangan kita tak akan lebih  menonjol dibandingkan prestasi, kontribusi, dan kemampuan yang kita  miliki. Masih banyak lagi cara untuk membuka kunci kekuatan perbaikan  diri.
Namun yang terpenting adalah motivasilah diri Anda untuk  terus melakukan perbaikan, sebab perubahan besar akan selalu berawal  dari dalam diri sendiri. Ketika Anda sudah menikmati setiap proses  memperbaiki diri, berarti Anda juga telah memiliki kemampuan menjadikan  segala sesuatu indah, membanggakan, dan membahagiakan.
Dari hasil  survei terhadap 136.000 orang dari 132 negara yang disurvei oleh Gallup  World Poll membuktikannya. Para responden tersebut diminta menilai  hidup mereka dalam skala 0 (terburuk) hingga 10 (terbaik).
Mereka  ditanya tentang emosi positif dan negatif yang dialami dalam beberapa  hari terakhir. Apakah kebahagiaan mereka karena merasa dihargai, karena  punya teman dan keluarga yang siap membantu di saat darurat, dan  seberapa bebas mereka memilih aktivitas harian, mempelajari hal baru,  atau melakukan yang terbaik.
Hasil analisis menunjukkan bahwa  kepuasan hidup atau keyakinan bahwa semua berjalan baik, meningkat  seiring dengan naiknya pendapatan. Tetapi, emosi positif ternyata lebih  berkait dengan faktor lain, seperti perasaan dihargai, menikmati  kebebasan, dan adanya dukungan sosial dari teman dan keluarga.
“Hasil  studi ini menunjukkan bahwa semuanya bergantung pada bagaimana Anda  mendefinisikan kebahagiaan karena bila Anda melihat pada kepuasan hidup,  bagaimana Anda mengevaluasi apa yang sudah dicapai, kita akan melihat  korelasi yang kuat antara kebahagiaan dan pendapatan,” kata Ed Diener,  pakar psikologi dari University of Illinois.
Sebenarnya korelasi  antara emosi positif dan pendapatan sangat kecil. “Makin kaya mungkin  kita akan lebih puas dengan hidup yang sudah dijalani, tapi dampaknya  tidak sebesar yang kita kira dalam menikmati hidup,” katanya.
Kebahagiaan  memang bersumber dari diri sendiri, tetapi bukan berarti rasa bahagia  itu diturunkan secara genetik. Ada beberapa faktor yang mampu  meningkatkan taraf hidup menjadi lebih nyaman dan bahagia.
Simak  tanda-tanda berikut, apakah Anda sudah bahagia? Banyak tersenyum; Sebuah  studi menunjukkan, mahasiswa yang memiliki senyum terlebar dalam buku  tahunan-nya ternyata lebih jarang yang bercerai dengan pasangannya.  Orang yang banyak tersenyum ditengarai akan mempengaruhi suasana hati  orang di sekitarnya.
Punya saudara perempuan; Mereka yang  memiliki saudara perempuan cenderung punya kehidupan sosial yang lebih  baik, lebih optimis dan punya kemampuan beradaptasi lebih baik.
Banyak  aktivitas; Orang yang berbahagia lebih jarang menghabiskan waktu di  depan televisi, begitu menurut data yang dilakukan para ahli dari  Universitas of Maryland yang menganalisa data lebih dari 45.000 orang  Amerika. Alih-alih menonton Televisi, mereka lebih suka menghabiskan  waktu untuk bersosialisasi, membaca atau terlibat dalam kegiatan sosial.
Menyimpan  souvenir; Orang yang menggunakan souvenir, foto/fotografer atau barang  kenangan untuk mengingatkan mereka pada masa-masa bahagia yang pernah  dilalui biasanya lebih bahagia dan menghargai hidup. “Kenangan indah  akan mengingatkan kita betapa bahagianya kita dan membuat kita optimis  akan mengalaminya lagi,” kata Sonja Lyubomirsky, PhD, profesor psikologi  dari Universitas California.
Rutin berolahraga; Orang yang rajin  berolahraga jarang mengalami stres dan lebih puas dengan hidupnya. Bila  dibandingkan dengan orang yang malas olahraga, para penyuka jogging  memiliki risiko 70 persen lebih rendah terkena stres.
Demikian  menurut penelitian yang dilakukan para ahli dari Denmark. Hubungan erat  dengan pasangan; Keintiman fisik dengan pasangan juga berkontribusi pada  kebahagiaan seseorang.
Orang yang menikah dilaporkan lebih  berbahagia dibanding orang yang melajang. Ini antara lain karena  kebutuhan dasar manusia untuk sentuhan dan kebersamaan dengan orang yang  dicintai terpenuhi. Berteman dengan orang bahagia;
Bergaul  dengan orang yang ceria akan meningkatkan perasaan bahagia dalam diri  kita, demikian menurut studi terbaru. Seberapa sering Anda berinteraksi  dengan orang lain sangat berpengaruh. Karena itu, jangan tolak ajakan  sahabat karib untuk menghabiskan waktu bersama week end ini.
Punya  dua sahabat; Di antara 654 orang dewasa yang sudah menikah, mereka yang  mengatakan punya sedikitnya dua sahabat cenderung memiliki kepuasan dan  kenyamanan dalam hidup.
Jalanilah hidup ini dengan apa adanya, semoga kebahagiaan dan kesuksesan selalu menyertai Anda.
Sumber   :   http://katamotivasicinta.blogspot.com/2010/07/letak-kebahagian-tips-merasa-bahagia.html 
Rabu, 23 November 2011
Letak kebahagian - Tips merasa bahagia
Langganan:
Posting Komentar (Atom)

0 komentar:
Posting Komentar